Hendaknya pembaca memegang Al-Kitab sebagai koreksi jika ada kekeliruan.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ilmu di dunia ini seluas langit dan bumi. Jika saja air yang ada di bumi dijadikan tinta untuk menulis rahasia-rahasia ilmu yang ada, maka tidaklah cukup untuk menuliskannya. Hanya sedikit yang dapat diuraikan oleh manusia- termasuk Nabi dan Rasul walaupun telah dianugerahi hikmah penglihatan berupa ilmu ilahiyah. Sesungguhnya Tuhan tidaklah sesempit makna yang telah ada pada konsep pemahaman saudara Kristian yang menuhankan Nabi serta Rasulnya Yoshua/ Yesus. Seperti halnya Nabi Adam yang telah diciptakan Allah tanpa ayah maupun ibu, seperti halnya Allah menciptakan bumi dan seisinya yang semula tidak ada menjadi ada, seperti halnya Nabi Salomon yang telah dianugerahi Allah kuasa untuk menaklukkan Jin, binatang, tumbuhan dan Manusia, seperti halnya Mosa yang dapat membelah lautan. Sama halnya Yesus menghidupkan orang mati, semua sungguh mudah bagi Allah untuk melakukannya lewat hambanya yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada-Nya. Sungguh Tuhan itu satu. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Saudara se-Agama se-Tuhan yakni Agama keselamatan yang telah dibawa oleh semua nabi dan rasul sejak Adam sampai nabi akhir zaman yakni Muhammad SAW. Untuk memahami Bible dengan keimanan yang sebenarnya haruslah mengedepankan akal dan hati. Jika saudara merasa bahwa ketuhanan Yesus tidak perlu dipertanyakan, jika saudara menganggap bahwa iman tentang Yesus telah melekat dalam akal dan hati itu sendiri, maka katakanlah bahwa Allah tuhan yang sebenarnya, lalu fikirkanlah dan rasakan, maka akal akan terbuka untuk mencari pembenaran lewat peran ilmu yang sebenarnya. Bacalah kitab sucimu (Bible) dengan pemahaman yang terbuka. Pahami intruksi-intruksi hatimu untuk melakukan eksperimen-eksperiman tanya jawab oleh akalmu sendiri. Seiring saudara membaca kitab suci dengan serta pemahaman akal, maka pasti akan saudara temukan ketidak murnian kalam antara firman Tuhan, Sabda Yesus, dan kata Paulus dan yang lain.
Sebelumnya tanyakan pada diri, Benarkah Yesus itu Tuhanku? Lalu siapa Bapa Yesus yang disebut dalam Bible? Siapa yang menciptakan Alam semesta ini, Bapa/Allah atau anak/Yesus itu?perlu diketahui bahwa terjemahan Bible Indonesia telah banyak mengalami revisi standarart penerjemahan.
Jika-lah Yesus dikatakan sebagai Tuhan, maka kenabian Adam sampai Musa perlu pula dipertanyakan, bahkan ajaran serta kitab suci setiap Nabi perlu dipertanyakan. Kenapa? Jelas karena semua Nabi terdahulu membawa ajaran berupa ke-Esaan Allah/Bapa, bukan menduakan atau mentigakan.
Jika saudara Kristian merasa tidak setuju dengan pernyataan diatas, maka tanyalah pada Al-Kitab saudara secara menyeluruh, jangan hanya sebait-dan sebait. Telah banyak ketidak sesuaian dalam firman yang telah dituliskan oleh Paulus yang dulunya seorang penyamun yang telah bertobat, yang diajak oleh tetua kesayangan pengikut Yesus sendiri yakni Barbanas. Tanyalah siapa Barbanas dan siapa Saulus. Lebih suci mana antara Saulus dan Barbanas? Jika Pendeta mengatakan bahwa mereka bersinggungan perihal sepele mengenai tatanan syari lalu Barbanas lebih memilih pergi pada jalannya sendiri, itu adalah kebohongan besar oleh sejarah gereja. Sangatlah besar akibat penyelewengan yang dilakukan Saulus pada waktu itu. Carilah pembenaran tidak hanya dari dalih gereja. Apa fungsi Internet jika saudara hanya bertekuk lutut dihadapan gereja tanpa mempedulikan esensi sejarah yang sebenarnya. Carilah ilmu sebanyak yang saudara inginkan sebagai penghambaan saudara kepada Tuhan yang Maha Meliputi segala ilmu itu sendiri.
Telah jelas banyak ketidak sesuaian ajaran dan doktrin yang diajarkan gereja. Lihatlah sejarah tidak hanya dari satu orang/pendeta, bacalah buku-buku atau kitab suci Agama lain sebagai referensi, siapa yang menyalahkan? Atau saudara takut akan terjerumus dalam kesesatan?! Berarti iman saudaralah yang benar-benar harus dipertanyakan. Tak ada resiko berarti tidak ingin tahu. Hanya dengan resiko manusia ditakdirkan untuk lahir.
Berhubung dengan ketuhanan Yesus berikut sebagai referensi awal bukti-bukti dari Bible yang menunjukkan Yesus bukan Tuhan dan orang-orang kristian selama ini hanya percaya tanpa dalil. Bagi kita umumnya membuat pendalilan dari mana-mana kitab mestilah dengan dalil yang pasti dan martabat dalil itu tidak lari dari tiga hal;
1) Dalil yang pasti- lafzi. Yaitu ungkapan terhadap sesuatu oleh sesebuah kitab dengan bahasa yang tidak mengandung makna ganda dan mengarah hanya kepada satu maksud. Wajib diterima tanpa soal.
2) Dalil pasti- maknawi. Yaitu ungkapan sesuatu dari sesebuah kitab dengan perkataan yang mempunyai hanya dua makna. Maka untuk menentukan makna yang sebenar di antara kedua makna itu perlu dilihat kepada dalil-dalil yang lain di dalam kitab tersebut. Wajib diterima setelah jelas berdasar pada dalil-dalil lain bahwa maksud itu yang dikehendaki.
3) Dalil samar. Yaitu apabila perkataan yang digunakan mempunyai lebih daripada dua maksud senada tiga atau lebih, maka perlu dilihat kepada dalil-dalil lain yang berkaitan untuk melihat mana yang lebih berat. Tidak ada kewajiban untuk menerima satu-satu maksud tertentu. Setiap satunya boleh diterima atau ditolak dan memilih hanya satu maksud yang dirasakan sesuai untuk diamalkan. Mungkin saudara tidak bersetuju dengan pendapat ini karena saudara mempunyai kepentingan saudara sendiri, tetapi sesiapapun yang mau membuat pertimbangan adil pasti bersetuju dengan sistematika di atas.
Pendalilan atas ketuhanan Yesus jika ditinjau di dalam kitab injil bukan pendalilan martabat yang pertama karena jelas Yesus tidak pernah mengatakan “Akulah tuhan dan sembahlah aku”. Tidak juga pada martabat kedua karena kata-kata Yesus atau mukjizat-mukjizat yang dilakukannya dianggap oleh kebanyakan orang kristian kononnya sebagai menyatakan ketuhanannya justru dibantah oleh dalil-dalil lain yang lebih kuat yang secara pasti dan lafzi menafikan ketuhanannya. Adapun mertabat yang ketiga tidak kena mengena dengan perbincangan karena perbincangan kita di sini ialah untuk menentukan apakah Yesus itu Tuhan atau tidak menurut al Kitab yang mana tidak lari dari dua. Tuhan atau bukan. Tidak ada yang ketiga. Jika ada nantinya sebatas pokok koreksi penjelasan berasas logika kesesuaian. Semua nas - nas Bible yang saudara katakan ‘banyak’ mengungkapkan ketuhanan Yesus itu menurut ketentuan adalah nas-nas yang tidak berarti sama sekali karena keluar dari kontak pendalilan.
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa/Allah, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6) demikian bermakna bahwa Allah menjadikan Yesus sebagai Nabi sekaligus Rasul sebagai perantara jalan menuju kebenaran dan hidup di waktu itu. Sudah menjadi kewajiban setiap Nabi dan Rasul untuk menyampaikan risalah kebenaran ilahiyah kepada ummatnya.
Sebelum Yesus menyampaikan kata-kata di injil Yohanes 14:6 Dia berkata: “Di rumah BapaKu (Allah) banyak tempat tinggal, jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu, sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” [Yohanes 14: 2]
Pernyataan yang begitu jelas di ayat tersebut menekankan bahwa Yesus pergi untuk mempersiapkan “sebuah” tempat tinggal, bukan untuk mempersiapkan “semua” tempat tinggal “Di Rumah BapaKu (Allah)” yakni Bapak disini adalah Tuhan yang sebenarnya. Perhatikan perkataan yang digunakan adalah “bagimu” bukan bagi semua manusia. Terbukti Nabi-Nabi yang datang sebelum Yesus, dan seorang Nabi yang datang sesudahnya, juga mempersiapkan tempat tinggal lain bagi para pengikutnya. Seorang Rasul/Nabi yang datang sesudah Yesus (Nabi Muhammad SAW ) terbukti telah menunjukkan jalan yang sekarang berlaku bagi tempat tinggal baru dalam Kerajaan Sorga. Kelak di hari pembalasan semua manusia akan di kumpulkan dengan masing-masing Nabinya sendiri sebagai pembela kepada Allah. Sedang yang menuhankan selain Allah pasti akan terlaknat dan diusir, bahkan Yesus sendiri tidak akan mengakui umatnya yang menuhankannya dikarenakan malu terhadap Allah.
Di samping itu ayat di atas dengan jelas menyatakan; Yesus adalah “JALAN” menuju tempat tinggal. Perkataan jalan tidak mengindikasikan ketuhanan. Apa halangannya untuk seorang mengatakan “perbuatan baik adalah jalan ke sorga”. Begitu juga “Sedekah adalah jalan ke sorga “, “Mengingati Tuhan adalah jalan ke sorga” dan yang serupanya. Tentu bisa saja. Padahal perbuatan baik, sedekah dan lain-lain kebajikan bukan Tuhan itu sendiri melainkan jalan menuju Sorga.
Adalah kebodohan jika ada orang meyakini bahwa Yesus (atau Nabi manapun) sebagai Tuhan hanya karena mereka dinyatakan sebagai jalan menuju Tuhan. Tapi apalah daya, sejarah juga telah menanamkan karakter kemusrikan tersebut, bahkan di setiap zaman kenabian masing-masing. Contoh zamannya Mosa dikala mereka ditinggal pergi bertapa selama tiga bulan, sekembalinya umatnya telah menyembah patung sapi dari emas. Mengapa orang kristian tidak menterjemahkan ‘jalan’ sebagai ‘cara’? Mengapa mesti dipaksakan jalan itu berarti Tuhan? Padahal di banyak tempat di dalam bible ada berpuluh bukti bahawa Yesus bukan Tuhan dan tidak ada juga bukti Tuhan akan menjadi manusia untuk menebus dosa. Coba simak ayat-ayat berikut:
Injil - Yohanes 1:18: “Tak seorangpun pernah melihat Tuhan.”
Injil – 1 Timotius 6:16: “Tuhan tidak pernah dilihat manusia, dan manusia memang tidak dapat melihat-Nya….”
Injil – Keluaran 33:20: “Dan Tuhan berfirman: Engkau tidak tahan memadang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku yang dapat hidup.”
Siapa yang berfirman diatas? Allah atau Yesus? Itu bermakna jika saja manusia biasa seperti pengikut Yesus melihat Tuhan maka tidak mungkin kuat dan dapat hidup, bahkan Mosa pun tidak tahan untuk melihat-Nya, lain dengan Adam yang langsung diciptakan oleh-Nya, Yesus yang telah terangkat ke Sorga, dan Nabi akhir zaman Muhammad SAW saat Isra’ Mi’raj. Sebenarnya semua manusia saleh yang kelak di akhirat masuk sorga pastilah akan dapat melihat Tuhan, itu janji Allah dalam Firman-Nya.
Yesus dengan tegas mengatakan bahwa dirinya bukan Tuhan :
· Yohanes, 20:17 à “Aku akan pergi kepada Bapaku dan Bapamu, Allahku dan Allahmu”.
· Yohanes, 8:54 à “Jika aku memuliakan diriku sendiri, maka kemuliaanku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa/Allah-kulah yang memuliakanku.”
· Matius, 18:19 à “Permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa/Allah-ku di sorga.”
· Markus, 10:18 à “Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.”
· Matius, 7:21à “Bukan setiap orang yang berseru kepadaku Tuhan, Tuhan! Akan masuk kerajaan sorga. Melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa/Allah-ku disorga.” Ayat ini perlu anda cari versi inggris atau yang lainnya, yang sebenarnya arti adalah Raja, Raja. Percayalah, memang banyak kontradiksi dalam Bible terjemahan di berbagai Negara, dan Indonesia adalah salah satu produk terjemahan Bible yang paling berani menterjemahkan Bible dengan maksud untuk mencari pembenaran dan menyinkronkan kata-kata sebagai pengukuh ketuhanan Yesus agar lebih kuat dan melekat pada penganutnya.
· Lukas, 18:19 à “Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.”
· Matius 19-17 à “Hanya Satu yang baik … turutilah perintah Allah.”
· Semua yang tidak mengakui dirinya sebagai Tuhan, ia tidak pantas disebut sebagai Tuhan. Karena Tuhan pasti menyebut diri-Nya sebagai Tuhan: Im 19:31 & Yes 43:11.) – perlu saudara ketahui bahwa Tuhan itu Maha adil. Setiap keadilan adalah bagian dari-Nya. Sesungguhnya jalan ke sorga hanya dapat dicapai dengan mengamalkan ajaran wahyu yang kesemuanya tidak keluar dari jalur ketuhanan. Tuhan Maha kasih, Tuhan Maha sayang, Tuhan Maha besar, Tuhan Maha bijaksana, Tuhan Maha Kuasa, Tuhan Maha Sempurna. Sebab demikian tidaklah patut jika Tuhan harus bersusah payah hanya untuk menebus dosa manusia-manusia durhaka kepada-Nya. Bahkan tidak patut pula Tuhan diperanakkan karena Tuhan tidaklah beranak.
Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Allah adalah Tuhan yang Esa/Satu (bukan tiga), yaitu Allah Tuhannya Yesus dan Tuhannya alam semesta :
· Matius, 4:10 à “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”
· Matius, 23:8 à “Hanya satu Rabimu.”
· Markus, 12:29 à “Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa.”
· Markus, 12:32 à “Tidak ada yang lain kecuali Dia (Allah).”
· Lukas, 10:21 à “Bapa/Allah, Tuhan langit dan bumi.”
· Yohanes, 5:44 à “Allah yang Esa.”
· Yohanes, 17:3 à “Mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar.”
· Semua yang lebih dari satu, tidak pantas disebut sebagai Tuhan karena Tuhan Maha Satu. Tiada tuhan selain Allah, senada dengan :
Ø ü Allah adalah Tuhan yang Esa/Satu : Ulangan, 4:35
Ø ü Allah adalah Tuhan yang Esa/Satu : Ulangan, 6:4
Ø ü Allah adalah nama Tuhan untuk selama-lamanya (bukan Yesus) : Keluaran, 3:15
Ø ü Laa Ilaah Illallah (Tiada tuhan selain Allah) : Yesaya, 46:9.
Yesus berkata bahwa Tuhan/Bapa/Allah ada di sorga (bukan Yesus yang ada di bumi) :
· Matius, 23:9 à “Janganlah kamu menyebut siapapun Bapa/Allah di bumi ini, karena hanya satu Bapa/Allah-mu, yaitu Dia yang di sorga.”
· Matius, 6:9 à “Bapa/Allah kami yang di sorga.”
· Matius, 5:48 à “Bapa/Allahmu yang di sorga adalah sempurna.”
· Matius, 10:32 à “Di depan Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
· Matius, 12:50 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
· Matius, 15:13 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
· Matius, 16:17 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
· Yohanes, 6:32-33 à “Bapa/Allah-Ku yang memberikan kamu roti dari sorga.”
· Matius, 18:10 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
· Matius, 18:19 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
· Matius, 7:21-23 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
Jika pastor atau pendeta mengatakan bahwa: “Yesus adalah Tuhan di bumi saat dia hidup di bumi dan setelah beliau terangkat ke langit maka jadilah ia Tuhan di langit dan bumi”, maka konsep ketuhanan yang saudara gunakan benar-benar keluar dari konsep ketuhanan yang sebenarnya. Bahwa Allah itu Maha Kuasa atas segala-galanya. Kekuasaan Allah tidak dapat diragukan. Jika Allah ingin diketahui oleh ciptaan-Nya, maka Allah telah menunjukkannya lewat para Nabi dan Rasulnya lewat Malaikat Gabriel sejak zaman Nabi Adam sampai nabi Akhir zaman yakni Muhammad SAW. Yang semua ajarannya selalu mengedepankan dan mengukuhkan tentang ke-Esaan Allah. Berani sekali Paulus menuhankan Nabinya atas dasar kebenaran dirinya sendiri, atas kehendak kerajaan dimasa itu. Sungguh kekuasaan Allah tidak akan pernah berkurang atau bertambah seandainya seluruh ciptaan-Nya menyembah-Nya, sebaliknya sungguh kekuasaan Allah tidak akan berkurang pula jika semua ciptaan-Nya sejak dari Adam hingga sekarang ingkar kepada-Nya.
Konsep ketuhanan tidak serta merta mengunggulkan ciptaan yang tidak sempurna. Sungguh tidak patut jika saudara menganggap Tuhan harus dikorbankan di tiang salib demi menebus dosa ciptaan-Nya. Benar-benar konsep yang diluar akal, bahkan konsep Tuhan yang seharusnya memang tidak dapat ditembus maknanya oleh akal menjadi sangat hina dan kerdil karena konsep pengorbanan!
Semua yang ada di bumi adalah ciptaan Allah dan tidak pantas disebut sebagai Tuhan :
Ø ü Kejadian, 1 & 2 à “Allah menciptakan langit dan bumi.”
Ø ü Lukas, 10:21 à “Bapa/Allah, Tuhan langit dan bumi.”
Tuhan memang tidak dapat dilihat di bumi oleh manusia biasa :
Ø ü Yohanes, 1:18 à “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah.”
Ø ü 1 Timotius, 6:16 à “Dan memang manusia tidak dapat melihat Dia/Allah.”
Ø ü Kel 19:24 à “Rakyat tidak boleh menghadap Tuhan, supaya jangan dipandang-Nya.”
Ø ü Kel 20:19 à “Janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.”
Ø ü Kel 33:20-23 à “Tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.”
Yesus mengatakan bahwa dirinya hanya seorang Rasul/Nabi/utusan Tuhan/pemimpin :
· Yohanes, 12:49 à “Bapa/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Matius, 15:24-26 à “Aku diutus hanya kepada … umat Israel.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 17:3 à “Yesus yang telah Engkau (Allah) utus.” = Rasul Allah.
· Matius, 10:40 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Matius, 23:10 à “Hanya satu pemimpinmu yaitu Mesias.” = hanya Pemimpin umat.
· Markus, 6:4-6a à “Yesus berkata bahwa dirinya hanya seorang Nabi.” = Nabi Allah.
· Lukas, 4:18 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Lukas, 4:24 à “Yesus berkata bahwa dirinya hanya seorang Nabi.” = Nabi Allah.
· Lukas, 4:43 à “Untuk itulah aku diutus.” = Rasul Allah.
· Lukas, 7:16 à “Yesus membenarkan orang yang mengatakan dirinya hanya Nabi.”
· Lukas, 7:39 à “Yesus diam saja, ketika orang menyebut dirinya hanya seorang Nabi.”
· Lukas, 9:48 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Lukas, 10:16 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 4:34 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 4:44 à “Yesus bersaksi bahwa dirinya hanya seorang Nabi.” = Nabi Allah.
· Yohanes, 4:19 à “Yesus membenarkan wanita yang menyebut dirinya hanya Nabi.”
· Yohanes, 6:38 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 6:39 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 6:57 à “Bapa/Allah mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 7:16 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 7:33 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 8:29 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 8:18 à “Bapa/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 9:4 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 11:42 à “Engkaulah (Allah) yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Yohanes, 17 :6-9 à “Engkaulah (Allah) yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
· Semua yang diutus Tuhan adalah hamba Tuhan : Mat 12:17 & Kis 4:27.
· Hamba Tuhan tidak pantas disebut sebagai Tuhan: Mat 19:17 & Luk 18:18 & Mark 10:18.
Nah semua dalil yang menunjukkan bahawa Yesus bukan Tuhan,dan Tuhan tidak akan sama dengan manusia bertaraf pasti lafzi. Tidak menerima tafsiran selain daripada perkataan asalnya. Dalil pasti lafzi- Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama? ( Yesaya 46:5).
1) Tuhan melarang diriNya disamakan dengan sesuatu.
2) Tuhan sendiri tidak akan melakukan perkara yang menyebabkan Dia dapat disamakan dengan sesuatu.
Berdasarkan dalil di atas dapat ditarik kesimpulan Tuhan tidak mungkin menjadi sesuatu yang serupa makhluknya sehingga nanti Dia akan dianggap sama dengan makhluk. Oleh karena itu Tuhan tidak mungkin akan menjadi serupa manusia.
Contoh lain: “Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.” Markus, 10:18.
Ayat diatas secara pasti dan lafzi Yesus menolak dirinya sebagai baik dan sekaligus menolak dirinya adalah Allah. Daripada dua contoh diatas al kitab secara pasti dan lafzi menolak bahawa Allah akan menjadi manusia dan menolak bahawa Yesus adalah Allah. Oleh karena ayat diatas adalah pasti dan lafzi maka dalilnya adalah kuat dan sepatutnya dijadikan lsaudarasan di dalam mentafsirkan apa saja ayat yang lain di alkitab yang terkait dengan ketuhanan. Misalnya ayat yang:
Ø Yohannes: 1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Ø Yohanes: 14 “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.) – penafsiran ayat ini adalah bahwa Allah telah berfirman “Jadilah” maka jadilah Maria mengandung Yesus atas kehendak-Nya melalui Roh Kudus yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel. Setelah Yesus lahir maka jadilah beliau hidup di antara manusia sebagai pengingat Kemuliaan Allah yang mana Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa yang dapat menjadikan anak walau tanpa hubungan seks atau tanpa bapak. Jadilah maka jadilah, dan itu terjadi pula pada pembentukan Adam, Eva, penciptaan dunia dll. Bagi Allah semua adalah kejadian yang biasa, Jadilah maka jadilah. Itulah Dzat Allah Yang Maha Sempurna.
Ayat Yohanes 1 dan Yohanes 14 itu yang oleh orang kristian ditafsirkan sebagai menyatakan ketuhanan Yesus?. Dilihat dari segi aturan pendalilan yang benar hendaklah mengambil kira ayat-ayat ( Yesaya 46:5) dan Markus, 10:18 yaitu Allah tidak mungkin menjadi manusia dan Yesus itu bukan Allah sehingga Yohanes 1 dapat diartikan bahawa Allah telah berjanji sejak azali (pada mulanya adalah firman) dan dalam Yohanes 14 menerangkan janji Allah itu digenapi dengan mengutus Yesus sebagai Nabi…. dan perkataan anak tunggal tidak boleh diartikan secara harfiah bahkan maksudnya ialah orang/makhluk yang berpangkat nabi yang dikasihi Allah. Lihat bagaimana perkataan anak yang digunakan ke atas selain Yesus di banyak tempat di dalam Al kitab.
Soal Yesus mengetahui keadaan sorga itu dapat dipahami dengan mudah bahawa Yesus telah diberitahu oleh Allah keadaan sorga itu. Kan dia nabi yang mendapat wahyu? Bahkan semua Nabi juga tahu. Maka dari itu pengetahuannya tentang sorga tidak mengindikasikan ketuhanannya karena siapa saja bisa mengetahui keadaan di sorga jika diberitahu oleh Allah. Soal Yesus melakukan keajaiban juga dapat dipahami dengan mudah, itu adalah mukjizat yang dikurniakan Allah kepada Yesus dan berlakunya bukan dengan kuasa Yesus, tetapi dengan kuasa Allah, Atas izin Allah. Seperti mukjizat membelah laut berlaku ke atas Mosa yang dilakukan oleh Allah tapi hanya lewat Mosa. Bukan dengan kuasa Mosa. Sama halnya mukjizat Yesus bukan dengan kuasa Yesus.
Satu lagi kesilapan saudara dan lain-lain kristiani ialah tentang memahami sifat dan kalam Allah. Apabila kita mengatakan Allah itu bersifat berkata-kata maka dalam pikiran saudara seolah –olah dua perkara, Allah berkata-kata. Seolah wujud-Nya semacam dualisme antara Allah dan firmanNya, padahal tidak. Seolah-olah bagi saudara sifat kalam Allah mempunyai wujud yang asing sendiri lalu bersatu dengan Dzat Allah seperti bercampurnya gula di dalam air. Padahal hakikatnya kalam Allah itu tidak mempunyai wujud yang asing sendiri sebaliknya ia hanyalah makna bagi zat Allah yang berkata-kata.
Sifat-sifat Allah hanyalah makna kepada zat Allah termasuklah sifat kalam dan firman itu sendiri. Saudara tahukan apa yang dikatakan ‘makna’? Seperti pokok di dalam bahasa Indonesia bila hendak dimaknakan kita akan menyebut semua sifat-sifatnya seperti kata –tumbuhan- yang berakar, berbatang, berdahan, beranting dan berdaun. Di dalam hal ini adanya batang, akar, dahan, ranting dan daun adalah diri pokok itu sendiri yaitu merujuk zat yang sama. Tidak ada dualisme antara pokok dan batangnya seperti tidak ada dualisme antara Allah dan firmannya. Jadi adalah mustahil firman Allah akan menjadi suatu yang lain karena ini samalah seperti kita katakan Allah sendiri menjadi yang lain. Perkara ini adalah mustahil. Bahkan nas al Kitab terang-terangan menolak perkara ini.
Ingat lagi Yesaya 46:5 “Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?”. Jadi firman Allah yang menjadikan manusia itu hakikatnya tidak menjadi manusia tetapi manusia itu dijadikan Allah dengan Allah itu berfirman kun yaitu jadilah maka jadilah manusia itu. Tetapi sayang, saudara memahamkan firman itu ‘bertukar’ menjadi jasad manusia. Inilah kesilapan yang dilakukan oleh orang kristian.
Kita hanya punya dua pilihan. Samada Yuhana pasal 1 ditafsirkan dengan tafsiran yang tidak membawa kepada ketuhanan Yesus atau injil mempunyai pertentangan dengan PL (Yesaya 46:5) atau dengan Markus 10:18 sebagai pertentangan yang tidak bisa diharmonikan. Jika memilih yang pertama berarti Yesus bukan Tuhan dan isu penebusan dosa adalah rekayasa. Jika memilih yang kedua berarti injil mengandungi kesalahan. Dan kitab yang mengandungi kesalahan bukanlah sebuah kitab yang datang dari Tuhan!
Wahai sahabat setuhan, Allah tidak mungkin menurunkan satu agama yang isi kitabnya bertentangan antara satu sama lain. Kitab yang mempunyai pertentangan ayat-ayatnya adalah kitab rekayasa dan bukan kitab Tuhan. Bertobatlah kalian selagi nyawa dikandung badan. Tuntutlah kebenaran agama yang dibawa oleh nabi-nabi sejak dahulu hingga sekarang yakni Islam yang bermakna keselamatan. Dunia ini jauh karena kita akan meninggalkannya, akherat itu sangat dekat kerana kita akan menuju ke situ. Ucapkanlah Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan nabi Muhammad itu adalah utusan Allah pasti kalian selamat. Dan percayalah bahwa Yesus yang kalian Tuhankan sama halnya Rasul serta Nabi yang hakikatnya hanya seorang penyampai risalah Allah, Tuhan semesta alam. Pergilah kepada saudaramu yang Muslim, maka pasti mereka akan menunjukkanmu kebenaran Islam. Bacalah al Kitabmu dengan benar, gunakan perbandingan kitab milik muslim sebagai rujukan, maka pasti saudara akan menemukan hakikat kebenaran. Saudara akan mendapat kenyamanan dalam hati, tidak takut lagi akan kematian dan sungguh karena kebenaran itulah milik Allah Yang Esa. Sungguh tak ada kesesatan sedikitpun didalamnya. Hanya saja sedikit pemeluknya adalah orang yang melenceng dari pokok ajaran seperti halnya terorisme, Allah sangat melaknat akan hal itu. tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah.
Sungguh tidak ada niatan mencelakakan saudara dengan pemahaman sesat, tapi kenyataan Risalah itu sendiri yang menyatakan kebenarannya. Jika saudara masih menganggap Yesus itu Tuhan, baik kita lanjutkan penjelasan mengenai Hari kiamat. “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa (Allah) saja.” (Mark 13:32)
Ayat alkitab menyatakan tentang Yesus tidak memberitahu soal hari kiamat, itu bermakna jelas bahwa Yesus tidak tahu. Maka persoalan timbul, apakah tiga tuhan sama derajatya? atau Sang bapa (Allah) saja yang teragung menerangkan pengetahuanNya (Allah) kepada Yesus layaknya Allah menerangkan pengetahuanNya kepada Nabi-nabi serta Rasul-rasul sebelumnya?
Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah (Sang Bapa?) saja. (Mark 10:18). Jelas, Yesus bukan Allah dan tidak sama sekali setanding Allah.
Jika saudara tetap kukuh pada pendirian bahwa Yesus Kristus atau Isa AS dalam pandangan umat Islam dengan hanya dasar logika Yesus bisa menghidupkan orang mati, bisa menyembuhkan orang sakit, bisa mengembalikan penglihatan dan yang lain, bahkan anak cucu Rasululloh Muhammad SAW yang beliau seorang Syaikh yakni Syaikh Abdul Qodir Al Jilani juga bisa melakukannya atas izin Allah, menghidupkan ayam yang telah jadi tulang belulang (jika tertarik silahkan cari sendiri rujukannya. Banyak sekali Waliyulloh umat islam yang dapat melakukan mu’jizat hal karomah. Yesus seperti halnya Musa yang diberi anugerah dapat membelah laut, dapat mengubah tongkat menjadi ular dan lainnya. Seperti halnya Salomon yang dianugerahi Hikmah pengetahuan ilmu yang ghoib maupun yang fana. Yesus seperti halnya Nabi Adam yang ada malah tanpa ayah maupun ibu. Bagi Allah itu hanya sebatas “Kun” jadilah, maka jadilah ia.
Yesus harus mati sebagai penebus dosa?! Coba fikirkan, jika saudara membunuh orang, terus saudara ingin di hukum, apakah mungkin hukuman saudara bisa di wakilkan ke orang lain?! Sungguh demi TUHAN ALLAH kalian sudah menghina Yesus/Isa. Karena telah menjadikan Isa sebagai penebus dosa kalian.
Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka kebenaran kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah baga